Rangkain
Dekoder
Rangkaian Dekoder mempunyai sifat yang berkebalikan dengan Enkoder yaitu merubah kode biner menjadi sinyal diskrit.
Sebuah dekoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n. Variabel m adalah kombinasi keluaran dan n adalah jumlah bit masukan. Satu kombinasi masukan hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran.
Perhatikan contoh tabel fungsi keluaran dekoder berikut:
Fungsi
keluaran dekoder 2 ke 4
Dari tabel diatas, dapat
dibuat fungsi keluaran sebagai berikut :
F0 = X . Y
F1 = X . Y
F2 = X . Y
F3 = X . Y
Dari persamaan tersebut, maka rangkaian gerbangnya dapat dibuat seperti
pada
gambar berikut :
Decoder mengubah informasi biner dari n saluran input menjadi maximum 2n saluran output.
Sebagai contoh: banyaknya input n=3 maka banyaknya saluran output adalah m=23.
Contoh decoder 3 to 8. Input n= 3, maka outputnya
23 = 8 saluran. Lihat gambar 1 dan 2.
Gambar 1 Blok diagram decoder 3 to 8
Gambar 2
Rangkaian Decoder 3 to 8
Tabel kebenaran decoder 3 to 8.
Gambar 3 Fungsi enable dan disable
Pada decoder dengan saluran enable aktif high, jika enable=0, decoder off. Berarti semua saluran
output akan bernilai nol. Jika
enable=1, decoder on dan sesuai dengan inputnya, saluran output yang aktif akan 1, dan
yang lainnya 0.
Gambar 4 Decoder 2 to 4 dengan Input enable aktif LOW
Contoh aplikasi Decoder: Decoder biasa
digunakan dalam implementasi bermacam rangkaian kombinational (fn).
Sebagai contoh: tabel kebenaran untuk rangkaian full adder adalah s (x,y,z) = ∑ (1,2,4,7) dan C(x,y,z)= ∑ (3,5,6,7). Implementasinya
menggunakan decoder adalah:
Gambar 5
Implementasi Full Adder menggunakan decoder
ghood job gan
BalasHapussolder temperatur