Jumat, 06 Desember 2013

Rangkain Dekoder

Rangkain Dekoder

Rangkaian Dekoder mempunyai sifat yang berkebalikan dengan Enkoder yaitu merubah kode biner menjadi sinyal diskrit.

Sebuah dekoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n. Variabel m adalah kombinasi keluaran dan n adalah jumlah bit
masukan. Satu kombinasi masukan hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran.


Perhatikan contoh tabel fungsi keluaran dekoder berikut:

Fungsi keluaran dekoder 2 ke 4
  
Dari tabel diatas, dapat dibuat fungsi keluaran sebagai berikut :
F0 = X . Y
F1 = X . Y
F2 = X . Y
F3 = X . Y
Dari persamaan tersebut, maka rangkaian gerbangnya dapat dibuat seperti pada gambar berikut :

 
Decoder mengubah informasi
biner dari n saluran input menjadi maximum 2n saluran output.

Sebagai contoh: banyaknya input n=3 maka banyaknya saluran output adalah  m=23.
Contoh decoder 3 to 8. Input n= 3, maka outputnya 23 = 8 saluran. Lihat gambar 1 dan 2. 



Gambar 1 Blok diagram decoder 3 to 8
  


Gambar 2   Rangkaian Decoder 3 to 8
 


Tabel kebenaran decoder 3 to 8.
 

Gambar 3 Fungsi enable dan  disable


Pada decoder dengan saluran enable aktif high,   jika enable=0, decoder off. Berarti semua saluran output akan bernilai nol. Jika enable=1, decoder on dan sesuai dengan inputnya, saluran output yang aktif akan  1, dan yang lainnya 0. 


Gambar 4 Decoder 2 to 4 dengan Input enable aktif LOW
  
Contoh aplikasi Decoder: Decoder  biasa digunakan dalam implementasi bermacam rangkaian kombinational  (fn)

Sebagai contoh: tabel kebenaran untuk rangkaian full adder adalah s (x,y,z) = ∑ (1,2,4,7) dan C(x,y,z)= ∑ (3,5,6,7). Implementasinya menggunakan decoder adalah:



Gambar 5  Implementasi Full Adder menggunakan decoder

1 komentar: